InfoJatimNews.online - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membuka layanan pengaduan di Istana Wakil Presiden, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Gibran mengumumkan fasilitas pengaduan yang dinamai Lapor Mas Wapres tersebut melalui Instagram @gibran_rakabuming, Minggu (10/11/2024). Adapun layanan pengaduan tersebut akan dibuka mulai Senin (11/11/2024) dan terbuka untuk masyarakat umum.
“Mulai besok, saya akan membuka pengaduan dari masyarakat Indonesia secara terbuka untuk umum. Bapak Ibu dapat langsung datang ke Istana Wakil Presiden ya,” demikian tulis Gibran.
Sehari setelah dibuka, layanan tersebut sudah didatangi 60 orang warga untuk menyampaikan keluh kesahnya.
Dalam prosesnya, tim Sekretariat Wakil Presiden mengumpulkan seluruh aduan yang masuk dan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk tindak lanjut atas aduan tersebut.
Warga yang mengadukan masalahnya ke “Lapor Mas Wapres” kemudian mendapatkan nomor ID yang dapat digunakan untuk mengecek status laporan/aduan mereka melalui WhatsApp atau laman resmi Sekretariat Wapres setwapreslapor.go.id.
Sambil minum kopi lambat-lambat [MKLL] demikian Pak Mario Teguh mengistilahkan, saya mencoba mencermati langkah inovasi wapres yang juga mantan wali kota Solo ini.
Pokoke, top markotop dah…
Meski langkah mas wapres ini masih menuai pro dan kontra, saya yang awam ini, mencoba melihat dalam perspektif lain.
Langkah mas Wapres, yang pernah membuka layanan serupa waktu masih menjadi Wali Kota Solo “ Lapor Mas Wali” menjadi solusi kebuntuan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah yang selama ini sering mampet karena terlalu birokratis.
Mas Wapres, yang memiliki latar belakang pengusaha ini, tentu terbiasa membuat lompatan-lompatan spektakuler.
Langkah ini menurut saya, sesuatu banget, namun harus konsisten dalam melayani masyarakat. Jangan sampai program ini keren di awal saja, setelahnya tidak dilanjutkan. Program ini, menurut saya, akan memudahkan pemerintah untuk mengatasi persoalan di masyarakat secara cepat.
Melalui pelaporan tersebut, jajaran pemerintahan pusat bisa langsung menindaklanjuti masalah dengan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain.
Istilahnya, saaatseet, watwet, gitu lho…
Sistem pelaporan tersebut, harus bisa menghadirkan solusi yang kongkret atas setiap permasalahan yang diadukan masyarakat.
Saya sepaham dengan mas Hensat, bos Kedai Kopi, jangan Cuma menerima aduan masyarakat Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga harus bisa menindaklanjuti seluruh aduan masyarakat Indonesia.
Niatnya baik. Tapi mesti hati-hati dengan jalur birokrasi agar tidak tumpang tindih. Khawatir jadi ada silang info dan silang instruksi.
Agar lebih joss lagi, posko aduan dibuat lebih spesifik. Selain itu, posko aduan harus berjalan dengan kolaborasi dengan pihak lain.
Misal fokus di masalah Gen Z atau milenial. Atau ekonomi kreatif, masalah UMKM dan semacamnya.
Namun, terlepas dari hal itu, Mas Wapres yang masih milenial ini berusaha memberikan perhatian terhadap upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan beliau ingin semakin memudahkan masyarakat menyampaikan aduannya dengan membuka kanal baru Lapor Mas Wapres.
Jangan diece dulu dengan narasi yang aneh-aneh…
Upaya mas Wapres ini, bisa menjadi langkah baik dalam penyelesaian masalah ataupun dalam perumusan kebijakan yang akan dilakukan oleh Istana.
Kita berharap, pembukaan kanal tersebut benar-benar langkah kongkrit untuk membuka sekat antara masyarakat dan pemerintah dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden.
Jangan sampai langkah ini hanya sekedar gimik Politik untuk menaikkan branding elit tertentu. Namun demikian langkah ini perlu didukung terutama terkait realisasinya.
Saya merenung sejenak, tiba-tiba terbersit keinginan saya, mau sowan mas Wapres, mau wadul jika saya belum memiliki rumah …
Editor: Mas Oji